Dalam semak aku meremang
Seribu pikiran merayu
Dugaku
Kau pasti tidak ada
Kala aku putuskan untuk berdosa
Kutelan pil pahit
Celanaku sesak
Lelakiku sesumbar ingin tuntaskan
Hasrat berdosaku di ubun
Ah, tak peduli Kau ada atau tiada
Kini semakku semarak
Gulita berjuntai
Seribu kepala lelaki menengadah
Satu kepala lelakiku di antaranya
Mengejar bau lendir
Hingga tulang belulang luluh lantah
Dan tubuh luruh tak terjaga
Sampai arwahku megap-megap
Antara tetap diam atau hendak pergi
Walau tangan Seorang tetap menjamah
Menyuruhnya menunggu
Menunggu
Sampaiku terjaga
Kau bawa lentera
Kuhalau dengan mengatakan:
Kau pengacau!
Merancaulah jauh dari gulitaku
Kau bawa api unggun
Kupadamkan seember air
Sambil berteriak:
Kau gila!
Bawa aku lebih banyak api lagi
Lalu neraka datang
Mampus aku!
Sekantung air mata
Seuntai doa
Dengan lutut gemelutuk
memanggilMu:
tolong aku
lalu Kau selimuti aku dengan pelukmu
di tengah alleluia Handel
dengan hatiku separuh
masih tertinggal di semak
Jkt, 19 Januari 2012